Ilusi teknologi ? Ya, teknologi yang membuat kita terhipnosis dengan dunia khayalan yang berfokus pada layar canggih yang bisa melihat isi dunia. Relationship dalam bualan semata, tahu nama namun bukan cerita. Kita bisa saja memiliki banyak teman di sosmed hingga beribu-ribu. Namun, ilusi pun memperlihatkan kekuatannya. Layar monitor dan smartphone menjadi lahan yang ditumbuhi oleh sikap apatis terhadap lingkungan sekitar, dan hanya berfokus pada serunya dunia maya.
Ketika kita membuka dan mulai browsing pertemanan dan percakapan, saat itulah kita menutup pintu rumah untuk tak saling peka dengan teman sendiri yang berjibaku dengan dunia nyata. Komunitas yang berkubang dan menyebar begitu cepat di dunia maya, hanya perakalan teknologi yang membuat kita "tak sadar" tentang arti manusia yang berjiwa sosial. Rasa kebersamaan dunia maya yang sementara. Ketika kita menutup layar monitor komputer, baru tersadar bahwa sekeliling yang konkret telah berubah dan menjadi membingungkan. Kita diperbudak teknologi sendiri untuk melakukan hal yang kecil, namun ketika kita beranjak dan mematikan gadget, melihat sekeliling, kita bisa membuat hal yang besar lebih dari ketikan jari semata.
Dulu, ketika masih kecil, saya sering bermain di luar rumah. Menikmati kebersamaan, canda tawa dengan sahabat. Namun, hiburan anak zaman sekarang berubah dengan hanya memainkan ipad dengan santai di rumah. Taman bermain sunyi ditelan zaman. Tak ada yag bermain lagi. Tak ada suara riuh anak kecil yang tertawa dan menangis karena jatuh. Layaknya robot untuk sang tuan rumah, kaku tanpa pengetahuan sosial dan ikatan batin nyata dan berkelanjutan.
Sekarang, yang harus kita lakukan adalah sejenak untuk merenungi tentang rasa sosial di sekitar kita. Sudah saatnya kita tidak diperbudak lagi oleh teknologi. Sudah saatnya kita #BeraniLebih membuka pikiran untuk menghapus ilusi teknologi. Mulailah matikan layar dan bercengkerama dengan alam, dengan orang-orang yang membutuhkan, melakukan langkah pertama keluar dari dunia maya menuju gerbang dunia nyata. Interaksi yang menggembirakan akan segera didapat.
Ketika tak berucap "hallo" kepada orang lain, kita kehilangan kesempatan besar. Di saat kita tak tahu jalan, di mana ada orang lain tepat di hadapan kita, kita dengan tegas meminta jawaban darinya, berucap dengan tulus dalam berinteraksi. Cinta pada pandangan pertama yang kebetulan tumbuh itu, akan membawa kita pada masa bahagia di hari tua. Memiliki keluarga harmonis dengan canda tawa yang bersemayam. Think carefully ! Jika kita tak melakukan interaksi dunia nyata, kebahagiaan itu takkan didapat. Dan lebih buruk lagi, kita menukar kesempatan masa depan yang indah di dunia nyata dengan duduk menatap gadget menghabiskan masa yang membuat sakit mata.
Mulailah menatap sekeliling di dunia nyata ! Ilusi teknologi takkan menghantuimu lagi ! Saya menyesal menjadi bagian dari ilusi teknologi ini.
Itulah pandangan saya tentang ilusi teknologi di sekitar kita. Boleh mention saya di Twitter : @BaslanSyah
dan add akun saya di Facebook : Baslan Syahputra. Salam kenal !
Kamis, 30 April 2015
Minggu, 19 April 2015
Pertemuan dan Perpisahan
Oleh : XII IPS 1 T.A. 2014/2015 SMA Negeri 2 Rantau Utara
Dibacakan : Nurale
Dari pasir panjang yang bertebaran dari segala penjuru arah
Menyapa angin yang membuat kita bersatu
Ingatkah kalian ketika mata pertama tak saling mengenal ?
Awalnya tak satu pun ada rasa yang terkenang
Tak satupun ada cinta yang menaungi
Hanya bisu yang menghalangi lidah yang keluh
Tak berani menyapa dan tak ada yang menyapa
Hanya keheninganmurni yang hinggapi hati
Sampai sebuah nama pahlawan diubah menjadi nama kelas
Tutur yang terucap hanya sekedar gurauan semata
Saling mengenal nama namun bukan cerita
Mencoba menyayangi dan mengubahnya menjadi cinta
Cinta yang tulus, sepenuh hati, tanpa berbelas kasih
Saling memahami sifat
Tersadar tak ada yang buruk
Bukan saling membenci tapi hanya tak saling mengerti
Berbagai ocehan yang terkadang membuat panas hati
Membuat rasa marah menyeringai merah
Ada yang terdiam
Ada yang tak mau diam
Hitam dan putih bercampur rapi
Seperti pelangi indah yang menyapa embun
Dengan berbagai warna yang mempesona
Waktu memang tak akan berputar ulang
Tak akan memberi kesempatan yang sama
Teman yang mulai menemani hari
Mengisi hati dengan cinta dan kasih
Kenangan yang membuat kita tertawa
Dalam sepi atau duduk menyapa hati
Dengan kehangatan bahwa kita adalah KELUARGA
Ya, KELUARGA
Berastagi, 17 April 2015
Dibacakan : Nurale
Dari pasir panjang yang bertebaran dari segala penjuru arah
Menyapa angin yang membuat kita bersatu
Ingatkah kalian ketika mata pertama tak saling mengenal ?
Awalnya tak satu pun ada rasa yang terkenang
Tak satupun ada cinta yang menaungi
Hanya bisu yang menghalangi lidah yang keluh
Tak berani menyapa dan tak ada yang menyapa
Hanya keheninganmurni yang hinggapi hati
Sampai sebuah nama pahlawan diubah menjadi nama kelas
Tutur yang terucap hanya sekedar gurauan semata
Saling mengenal nama namun bukan cerita
Mencoba menyayangi dan mengubahnya menjadi cinta
Cinta yang tulus, sepenuh hati, tanpa berbelas kasih
Saling memahami sifat
Tersadar tak ada yang buruk
Bukan saling membenci tapi hanya tak saling mengerti
Berbagai ocehan yang terkadang membuat panas hati
Membuat rasa marah menyeringai merah
Ada yang terdiam
Ada yang tak mau diam
Hitam dan putih bercampur rapi
Seperti pelangi indah yang menyapa embun
Dengan berbagai warna yang mempesona
Waktu memang tak akan berputar ulang
Tak akan memberi kesempatan yang sama
Teman yang mulai menemani hari
Mengisi hati dengan cinta dan kasih
Kenangan yang membuat kita tertawa
Dalam sepi atau duduk menyapa hati
Dengan kehangatan bahwa kita adalah KELUARGA
Ya, KELUARGA
Berastagi, 17 April 2015
Langganan:
Postingan (Atom)