widgets

Minggu, 27 April 2014

TATA CARA PERNIKAHAN DALAM ISLAM



Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

                                            



Islam telah memberikan konsep yang jelas tentang tata cara pernikahan berlandaskan Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih sesuai dengan pemahaman para Salafush Shalih, di antaranya adalah:

1. Khitbah (Peminangan)
Seorang laki-laki muslim yang akan menikahi seorang muslimah, hendaklah ia meminang terlebih dahulu karena dimungkinkan ia sedang dipinang oleh orang lain. Dalam hal ini Islam melarang seorang laki-laki muslim meminang wanita yang sedang dipinang oleh orang lain. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَبِيْعَ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَلاَ يَخْطُبَ الرَّجُلُ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيْهِ، حَتَّى يَتْرُكَ الْخَاطِبُ قَبْلَهُ أَوْ يَأْذَنَ لَهُ الْخَاطِبُ.


“Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang membeli barang yang sedang ditawar (untuk dibeli) oleh saudaranya, dan melarang seseorang meminang wanita yang telah dipinang sampai orang yang meminangnya itu meninggalkannya atau mengizinkannya.” [1]

Disunnahkan melihat wajah wanita yang akan dipinang dan boleh melihat apa-apa yang dapat mendorongnya untuk menikahi wanita itu.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا خَطَبَ أَحَدُكُمُ الْمَرْأَةَ، فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ يَنْظُرَ مِنْهَا إِلَى مَا يَدْعُوْهُ إِلَى نِكَاحِهَا، فَلْيَفْعَلْ


“Apabila seseorang di antara kalian ingin meminang seorang wanita, jika ia bisa melihat apa-apa yang dapat mendorongnya untuk menikahinya maka lakukanlah!” [2]

Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallaahu ‘anhu pernah meminang seorang wanita, maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya:

أُنْظُرْ إِلَيْهَا، فَإِنَّهُ أَحْرَى أَنْ يُؤْدَمَ بَيْنَكُمَا

“Lihatlah wanita tersebut, sebab hal itu lebih patut untuk melanggengkan (cinta kasih) antara kalian berdua.” [3]

Imam at-Tirmidzi rahimahullaah berkata, “Sebagian ahli ilmu berpendapat dengan hadits ini bahwa menurut mereka tidak mengapa melihat wanita yang dipinang selagi tidak melihat apa yang diharamkan darinya.”

Tentang melihat wanita yang dipinang, telah terjadi ikhtilaf di kalangan para ulama, ikhtilafnya berkaitan tentang bagian mana saja yang boleh dilihat. Ada yang berpendapat boleh melihat selain muka dan kedua telapak tangan, yaitu melihat rambut, betis dan lainnya, berdasarkan sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, “Melihat apa yang mendorongnya untuk menikahinya.” Akan tetapi yang disepakati oleh para ulama adalah melihat muka dan kedua tangannya. Wallaahu a’lam. [4]

Ketika Laki-Laki Shalih Datang Untuk Meminang
Apabila seorang laki-laki yang shalih dianjurkan untuk mencari wanita muslimah ideal -sebagaimana yang telah kami sebutkan- maka demikian pula dengan wali kaum wanita. Wali wanita pun berkewajiban mencari laki-laki shalih yang akan dinikahkan dengan anaknya. Dari Abu Hatim al-Muzani radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا جَاءَكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِيْنَهُ وَخُلُقَهُ فَانْكِحُوْهُ، إِلاَّ تَفْعَلُوْا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي اْلأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيْرٌ.


“Jika datang kepada kalian seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan anak kalian). Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang besar.’” [5]

Boleh juga seorang wali menawarkan puteri atau saudara perempuannya kepada orang-orang yang shalih.

Sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Bahwasanya tatkala Hafshah binti ‘Umar ditinggal mati oleh suaminya yang bernama Khunais bin Hudzafah as-Sahmi, ia adalah salah seorang Shahabat Nabi yang meninggal di Madinah. ‘Umar bin al-Khaththab berkata, ‘Aku mendatangi ‘Utsman bin ‘Affan untuk menawarkan Hafshah, maka ia berkata, ‘Akan aku pertimbangkan dahulu.’ Setelah beberapa hari kemudian ‘Utsman mendatangiku dan berkata, ‘Aku telah memutuskan untuk tidak menikah saat ini.’’ ‘Umar melanjutkan, ‘Kemudian aku menemui Abu Bakar ash-Shiddiq dan berkata, ‘Jika engkau mau, aku akan nikahkan Hafshah binti ‘Umar denganmu.’ Akan tetapi Abu Bakar diam dan tidak berkomentar apa pun. Saat itu aku lebih kecewa terhadap Abu Bakar daripada kepada ‘Utsman.

Maka berlalulah beberapa hari hingga Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam meminangnya. Maka, aku nikahkan puteriku dengan Rasulullah. Kemudian Abu Bakar menemuiku dan berkata, ‘Apakah engkau marah kepadaku tatkala engkau menawarkan Hafshah, akan tetapi aku tidak berkomentar apa pun?’ ‘Umar men-jawab, ‘Ya.’ Abu Bakar berkata, ‘Sesungguhnya tidak ada sesuatu yang menghalangiku untuk menerima tawaranmu, kecuali aku mengetahui bahwa Rasulullah telah menyebut-nyebutnya (Hafshah). Aku tidak ingin menyebarkan rahasia Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Jika beliau meninggalkannya, niscaya aku akan menerima tawaranmu.’” [6]

Shalat Istikharah
Apabila seorang laki-laki telah nazhar (melihat) wanita yang dipinang serta wanita pun sudah melihat laki-laki yang meminangnya dan tekad telah bulat untuk menikah, maka hendaklah masing-masing dari keduanya untuk melakukan shalat istikharah dan berdo’a seusai shalat. Yaitu memohon kepada Allah agar memberi taufiq dan kecocokan, serta memohon kepada-Nya agar diberikan pilihan yang baik baginya. [7] Hal ini berdasarkan hadits dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengajari kami shalat Istikharah untuk memutuskan segala sesuatu sebagaimana mengajari surat Al-Qur'an.” Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seseorang di antara kalian mempunyai rencana untuk mengerjakan sesuatu, hendaknya melakukan shalat sunnah (Istikharah) dua raka’at, kemudian membaca do’a:


اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ (وَيُسَمِّى حَاجَتَهُ) خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ (أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ) فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ (أَوْ قَالَ: فِيْ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ) فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ


“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu-Mu dan aku memohon kekuatan kepada-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan ke-Mahakuasaan-Mu. Aku mohon kepada-Mu sesuatu dari anugerah-Mu yang Mahaagung, sungguh Engkau Mahakuasa sedang aku tidak kuasa, Engkau Maha Mengetahui sedang aku tidak mengetahui dan Engkaulah yang Maha Mengetahui yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (orang yang mempunyai hajat hendaknya menyebut persoalannya) lebih baik dalam agamaku, penghidupanku, dan akibatnya terhadap diriku (atau Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘..di dunia atau akhirat) takdirkan (tetapkan)lah untukku, mudahkanlah jalannya, kemudian berilah berkah atasnya. Akan tetapi, apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini membawa keburukan bagiku dalam agamaku, penghidupanku, dan akibatnya kepada diriku (atau Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘...di dunia atau akhirat’) maka singkirkanlah persoalan tersebut, dan jauhkanlah aku darinya, dan takdirkan (tetapkan)lah kebaikan untukku di mana saja kebaikan itu berada, kemudian berikanlah keridhaan-Mu kepadaku.’” [8]

Dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata, “Tatkala masa ‘iddah Zainab binti Jahsy sudah selesai, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Zaid, ‘Sampaikanlah kepadanya bahwa aku akan meminangnya.’ Zaid berkata, ‘Lalu aku pergi mendatangi Zainab lalu aku berkata, ‘Wahai Zainab, bergembiralah karena Rasulullah mengutusku bahwa beliau akan meminangmu.’’ Zainab berkata, ‘Aku tidak akan melakukan sesuatu hingga aku meminta pilihan yang baik kepada Allah.’ Lalu Zainab pergi ke masjidnya. [9] Lalu turunlah ayat Al-Qur'an [10] dan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam datang dan langsung masuk menemuinya.” [11]

Imam an-Nasa’i rahimahullaah memberikan bab terhadap hadits ini dengan judul Shalaatul Marhidza Khuthibat wastikhaaratuha Rabbaha (Seorang Wanita Shalat Istikharah ketika Dipinang).”

Fawaaid (Faedah-Faedah) Yang Berkaitan Dengan Istikharah:

1. Shalat Istikharah hukumnya sunnah.

2. Do’a Istikharah dapat dilakukan setelah shalat Tahiyyatul Masjid, shalat sunnah Rawatib, shalat Dhuha, atau shalat malam.

3. Shalat Istikharah dilakukan untuk meminta ditetapkannya pilihan kepada calon yang baik, bukan untuk memutuskan jadi atau tidaknya menikah. Karena, asal dari pernikahan adalah dianjurkan.

4. Hendaknya ikhlas dan ittiba’ dalam berdo’a Istikharah.

5. Tidak ada hadits yang shahih jika sudah shalat Istikharah akan ada mimpi, dan lainnya. [12]

[Disalin dari buku Bingkisan Istimewa Menuju Keluarga Sakinah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa Bogor - Jawa Barat, Cet Ke II Dzul Qa'dah 1427H/Desember 2006]
_______
Footnote
[1]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 5142) dan Muslim (no. 1412), dari Shahabat Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma. Lafazh ini milik al-Bukhari.
[2]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad (III/334, 360), Abu Dawud (no. 2082) dan al-Hakim (II/165), dari Shahabat Jabir bin ‘Abdillah radhiyallaahu ‘anhuma.
[3]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 1087), an-Nasa-i (VI/69-70), ad-Darimi (II/134) dan lainnya. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullaah dalam Shahiih Sunan Ibni Majah (no. 1511).
[4]. Lihat pembahasan masalah ini dalam Syarhus Sunnah (IX/17) oleh Imam al-Baghawi, Syarh Muslim (IX/210) oleh Imam an-Nawawi, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (I/97-208, no. 95-98) oleh Syaikh al-Albani, al-Mausuu’ah al-Fiqhiyyah al-Muyassarah (V/34-36) oleh Syaikh Husain bin ‘Audah al-‘Awayisyah dan Fiqhun Nazhar (hal. 82-89).
[5]. Hadits hasan lighairihi: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 1085). Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 1022).
[6]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 5122) dan an-Nasa-i (VI/77-78). Lihat Shahiih Sunan an-Nasa-i (no. 3047).
[7]. Al-Insyiraah fii Aadabin Nikaah (hal. 22-23) oleh Syaikh Abu Ishaq al-Khuwaini, Jaami’ Ahkaamin Nisaa'(III/216) oleh Musthafa al-‘Adawi dan Adabul Khithbah waz Zifaaf fis Sunnah al-Muthahharah (hal. 21-22) oleh ‘Amr ‘Abdul Mun’im Salim.
[8]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 1162), Abu Dawud (no. 1538), at-Tirmidzi (no. 480), an-Nasa-i (VI/80), Ibnu Majah (no. 1383), Ahmad (III/334), al-Baihaqi (III/52) dari Shahabat Jabir bin ‘Abdillah radhiyallaahu ‘anhuma.
[9]. Yaitu mushalla tempat shalat di rumahnya.
[10]. Yaitu surat al-Ahzaab ayat 37. Allah telah menikahkan Nabi shallal-laahu ‘alaihi wa sallam dengan Zainab binti Jahsyi melalui ayat ini.
[11]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 1428 (89)), an-Nasa-i (VI/79), dari Shahabat Anas radhiyallaahu ‘anhu.
[12]. Jaami’ Ahkaamin Nisaa' (III/218-222).

Jumat, 25 April 2014

Kesempatan Kedua ?

 

 

Rangga segera berdiri didepan kelas begitu Bu Mia menyuruhnya maju kedepan kelas untuk membaca Puisi yang sudah dipilihnya secara acak didalam sebuah tobles bulat. 

Hening.. 

Kelas hening menunggu Rangga membacakan Puisi yang harus ia baca. 

Digenggamnya selembar kertas putih itu kemudian sejenak dibacanya dalam hati tulisan kata demi kata di kertas itu. 

''Ayo Rangga cepat dibaca Puisinya,ini Ibu Nilai loh berdasarkan penghayatan kamu membaca puisi itu''kata Bu Mia sambil mengangkat Buku Nilai Siswa ditangannya. 

''bisa diganti nggak Bu Puisinya?''ucap Rangga tiba tiba. 

''lohh memangnya kenapa dengan puisi itu?kan kamu sendiri yang memilihnya secara acak''jawab Bu Mia. 

''tapi ini Bu Puisinya..''ucap Rangga hendak berprotes lagi namun Bu Mia segera memotong ucapannya. 

''sudahlah Rangga cepat baca,nanti keburu Bell dan teman teman kamu bisa nggak dapat nilai kalo kamu harus mengganti puisi yang lain,sudahlah baca saja puisi yang ada ditanganmu itu''potong Bu Mia. 

Rangga menghembuskan nafasnya sejenak. 

'Terpaksa,mau gimana lagi gue udah dapet puisi ini sebaiknya emang musti gue baca'batin Rangga kemudian mulai membaca Puisi yang ada dikertas putih ditangannya itu. 

' CINTA 

Kenapa kau tinggalkan aku? 

Tak akan ada cinta seperti dirimu lagi 

Saat kusendiri mengapa kau malah semakin menjauh 

Kubegitu ingin memelukmu untuk yang terakhir kalinya 

Aku begitu menyayangimu walaupun aku tau kau tak pernah peduli 

Aku masih merindukanmu walaupun kau masih terus menjauhi aku 

Aku takkan sanggup menghapus segala bayangmu 

Tapi kini kurelakan kau pergi dariku 

Kegembiraan yang dulu kurasakan saat memilikimu 

T'lah berubah menjadi kesedihan karena t'lah kehilanganmu 

Mengapa diriku takkan pernah bisa melupakanmu 

Dan mengapa dirimu yang s'lalu ada difikiranku 

Mungkin salahku juga yang terlalu mencintaimu sepenuh hatiku 

Kuratapi kisahku dengan air mata 

Kurenungi kisah kita dengan tangis sendu 

Hati ini terlalu sakit karena cintamu 

Serpihan demi serpihan luka kurasa 

Kepingan kepingan tentang kita ku ingat 

Semakin kukenang semakin hancur hati ini 

Tapi mengapa sampai sekarang aku masih bisa mencintaimu ? 

Bilur bilur luka meleleh harapan cinta mengental 

Mencoba menghentikan tangis dan menghapus air mata dipipi 

Mengapa luka ini membuatku semakin cinta ? 

Kapankah air mata ini menjadi air mata yang bening dan tak keruh 

Kapankah derai tangisku terhenti ? 

Menjadi setetes dan terakhir 

Seharusnya kau tak perlu aku tangisi 

Seharusnya aku kuat 

Harusnya aku tak perlu pertaruhkan air mata ini untuk suatu kenangan dan masa yang t'lah pergi 

Tapi mengapa ? Mengapa aku tak bisa melupakannya ? 

Mengapa terus jatuh dan menumpahkan air mata yang perih ini ? 

Hatiku kini jadi perasa 

Air mata ini jatuh ,jatuh untuk cinta yang telah mengabaikanku 

Mataku yang menjadi saksi air mataku yang jatuh untuknya 

Air mataku terlalu banyak jatuh dan menderai 

Terlalu lama menetes dan terlalu banyak menumpah 

Aku sendiri bersama keluh kesahku yang tenggelam oleh suara tangisku 

Bersama serpihan hati yang akan kubawa 

Sampai aku Mati .. ' 


'Prok ... Prok ... Prok ...' 

Tepuk tangan pun begitu riuh setelah Rangga selesai membacakan puisi itu. 

''bagus Rangga kamu begitu menghayati puisi itu,Ibu salut sekali sama kamu''ucap Bu Mia sambil tersenyum kearah Rangga. 

Rangga hanya tersenyum tipis kemudian menghapus Bulir bulir air mata yang menetes dikedua matanya dan jatuh menetes dikedua pipinya dengan punggung tangannya. 

Apa? Rangga menangis ? Kenapa ? 

Anak anak yang melihat itu sedikit kaget lalu terdiam semua.Tepuk tangan terhenti begitu melihat Rangga hendak berbicara. 

''Ibu dan temen temen pasti pada bertanya tanya kenapa saya sempat menitikan air mata dan tadi sempat menolak buat ngebaca Puisi ini,jawabannya adalah karena Puisi ini begitu mewakili sekali perasaan saya dan puisi ini saya juga yang buat,makanya tadi saya sedikit nggak sreg begitu mendapat puisi ini dan harus membacanya''ucap Rangga panjang lebar sambil menggenggam kertas itu kuat kuat. 

''kamu sedang patah hati Rangga?'''tanya Bu Mia hati hati. 

Rangga menjawab pertanyaan Bu Mia hanya dengan senyuman tipis nan terpaksanya itu. 

''iya Bu,Rangga lagi patah hati soalnya abis diselingkuhin sama ceweknya''teriak seorang pemuda yang duduk dipojok kelas. 

Bu Mia menoleh kearah pemuda yang berteriak dipojok kelas itu diikuti pandangan anak anak dikelas itu. 

''diselingkuhin?''ulang Bu Mia. 

''iyalah Bu,TMT''jawab pemuda itu lagi. 

''woey Bis apaan sich loe teriak teriak gitu,nggak sopan banget tau''bisik pemuda berbehel disampingnya. 

''bodo,biar tau rasa tuh si mantannya Rangga,biar malu''jawab pemuda yang dipanggil 'Bis' itu. 

''siapa Rangga yang sudah nyelingkuhhin kamu itu?''tanya Bu Mia pada Rangga. 

Rangga diam dan tak menjawab pertanyaan Bu Mia. 

''DANICTA BU''Jawab pemuda yang dipanggil 'Bis' tadi lagi kemudian menunjuk kearah gadis yang duduk didepannya itu. 

Pandangan Bu Mia dan anak anak dikelas itu pun beralih kepada Danicta.Sementara itu Rangga hanya diam dan menundukkan kepalanya,sakit. 

''Danicta?''ulang Bu Mia. 

''iya''jawab Pemuda yang dipanggil 'Bis' tadi. 

Danicta diam dan menundukkan kepalanya,entah apa yang ada difikirannya. 

''Danicta nyelingkuhin Rangga sama siapa?''tanya Bu Mia lagi.#Kepo. 

''sama itu tuh Bu,Yang duduk disebangku sama Ilham''jawab pemuda itu lagi. 

''Bisma,ember banget sich loe''bisik pemuda berbehel disisi pemuda yang dipanggil 'Bis' yang tak lain adalah Bisma itu. 

Bu Mia mengedarkan pandangannya kearah bangku Ilham dan melihat pemuda yang duduk sebangku dengan Ilham. 

''Morgan?''kata Bu Mia. 

''betul banget Bu,TMT tuh Bu''jawab Bisma ngotot. 

''Bisma''bisik pemuda disampingnya lagi. 

''diem dech lu Ky jangan bisik bisik lagi,biar malu tuh mereka yang udah nyakittin sobat kita sendiri,kesel tau gue''jawab Bisma dongkol. 

''tapi nggak usah didepan Guru juga kali,didepan Bu Mia,Guru super kepo itu''bisik pemuda disamping Bisma lagi. 

''Dicky,diem aja dech loe jangan berisik,gue tuh mau ngasih pelajaran ke mereka berdua yang notabennya musuh dalam selimut,udah diem''kata Bisma pada pemuda berbehel disampingnya yang berbehel itu yang bernama Dicky. 

''tapi Bis..''kata Dicky lagi. 

''diem''sahut Bisma cepat. 

Dicky pun diam dan tak menjawab lagi. 

Sementara itu Danicta sesekali mengangkat wajahnya dan melihat kearah Rangga begitupun Rangga. 

Dan pada saat pandangan keduanya bertemu segera saja saling menundukkan kepalanya. 

Begitupun Morgan dilihatnya kearah Rangga dan Danicta bergantian. 

'Gue tau mereka pasti masih saling ada rasa'batin Morgan. 


#Skiiiiipppp 

''ighhhhttttt Bu Mia tuh nyebellin banget yah,kepo banget jadi Guru,masa iya nanya nanya yang kaya barussan dikelas,ighhhhh''ucap Via ketika berjalan disisi kiri Danicta. 

''iya,itu Guru,Guru Kepo banget,ishhhh nyebellin banget,mana tadi nanyanya banyak banget lagi....hiiiiiiiihhhhhh''sambung Fira yang berjalan disisi kanan Danicta. 

''ehh tapi tadi si Rangga nangis benerran yah waktu baca puisi didepan kelas?''tanya Via. 

''iya dech kayaknya walaupun enggak kentara banget sich''jawab Fira. 

''ohh gitu''Via mangut mangut. 

''emm ehh tadi Rangga sempet bilang itu Puisi buatan dia yah?''tanya Fira cepat. 

''iya itu puisi buatan dia sendiri''jawab Via. 

''pantes sedih banget! Nggak nyangka gue kalo si Rangga Puitis banget! Jadi ngefans''ucap Fira sambil memegangi kedua pipinya. 

''yee LeBayyyy''sahut Via cepat. 

Lalu keduanya melihat kearah Danicta yang ada ditengah tengah mereka yang sedari tadi hanya diam. 

''Dan,kog elo diem mulu sich dari tadi,kenapa?''tanya Via. 

''iya,kenapa?''sambung Fira. 

Danicta berhenti berjalan diikuti kedua temannya. 

''sorry yah gue nggak jadi ikut ke kantin,gue balik dulu ke kelas yah,Bye''ucap Danicta tiba tiba kemudian memutar langkah kakinya dan berjalan meninggalkan kedua temannya itu. 

''yahh kog balik kekelas sich?''kata Fira bertanya tanya. 

''badmood kali dia''kata Via pula. 

''badmood?''ulang Fira melihat kearah Via. 

''iye,udah akh yuk ke kantin biarrin aja dia balik kekelas ntar kalo laper atau haus juga bakalan nyusullin kita ke kantin,udah akh yuk''ajak Via sambil menarik tangan kiri Fira dan menggandengnya menuju kantin. 

''eh ehhhh''kata Fira begitu Via menarik tangannya. 

#Skiiiiipppp 

''Morgan''panggil Danicta pelan begitu ia berdiri berhadapan dengan Morgan dibawah pohon akasia didekat lapangan sekolah. 

''apa?''tanya Morgan dengan tatapan sedih. 

''aku..aku mau kita break aja dulu,aku pengen nenangin diri aku Morgan''jawab Danicta menundukkan wajahnya. 

''apa maksud kamu,kamu mau kita Break? Kamu mau kita putus?''tanya Morgan cepat. 

Danicta buru buru mengangkat wajahnya melihat Morgan. 

''bukan,bukan kaya gitu Gan,maksud aku tuh...''ucap Danicta hendak menjelaskan namun Morgan segera memotong ucapannya. 

''aku tau kamu pengen ngejauhin aku kan,makanya kamu bilang pengen kita break tapi sebenernya kamu mau kita PUTUS dan aku tau kamu pasti mau balik lagi kan sama Rangga,iya kan?''potong Morgan. 

''enggak! Enggak gitu Gan,aku cuman...''elak Danicta dengan mata berkaca kaca. 

''cukup! Aku udah tau,aku udah ngerti maksud kamu!''sahut Morgan lagi. 

''Morgan aku..''kata Danicta lagi sedikit terisak. 

''diam!kalau itu emang kemauan kamu,Oke! MULAI SEKARANG KITA PUTUS''ucap Morgan menekan kata 'Mulai Sekarang Kita Putus' dengan sejelas jelasnya. 

''Morgan''panggil Danicta lagi. 

''lupain aku! Jangan pernah bicara lagi sama aku! Aku benci sama kamu,aku benci''lanjut Morgan lalu berjalan meninggalkan Danicta sendirian dibawah pohon akasia itu bertemankan sepoian angin patah hati. 

'wuzzzzzzzhhhhhhhhhhh' 

#Skiiiiippp 

'tik...tak....tik....tak....tik...tak....' 

Rangga dan Gadis dihadapannya masih saling terdiam ketika duduk berhadapan disebuah meja disalah satu sudut Perpustakaan sekolah. 

''ada apa kamu minta aku buat nemuin kamu disini?''tanya Rangga membuka suara. 

Gadis dihadapannya mengangkat wajahnya dan melihat kearah Rangga. 

''aku,aku mau minta maaf sama kamu''jawab Danicta dengan wajah penuh penyesalan. 

''minta maaf?minta maaff buat apa?emangnya kamu ada salah sama aku?''tanya Rangga sedikit serak. 

''Ngga,maaffin aku! Aku tau aku salah udah ngeduain kamu sama temen baik kamu sendiri,maaffin aku''ulang Danicta sambil menggenggam tangan Rangga yang berada diatas meja dengan kedua tangannya.

Tetessan bening menetes dari sudut matanya kemudian jatuh menetes dikedua pipi chubby Danicta. 

Rangga terdiam dan berusaha menata perasaannya. 

''maaffin aku Ngga,maaf! Aku sadar kalau ternyata kamu segalanya buat aku,aku sadar kalau aku bukan siapa siapa tanpa kamu,maaffin aku Ngga''ucap Danicta lagi. 

''kamu nggak salah jadi nggak usah minta maaf sama aku,udahlah''ucap Rangga bergetar. 

''Rangga''panggil Danicta dengan penuh deraian air mata. 

''kamu bisa ngomong kaya itu karena kamu udah nggak lagi sama sama aku,kamu bisa bicara seperti itu karena Morgan udah mutussin kamu kan?''tanya Rangga sambil mengalihkan pandangannya dari Danicta. 

Danicta kaget mendengar ucapan Rangga barusan. 

''darimana kamu tau kalau Morgan mutussin aku?''tanya Danicta sedih. 

''aku tau,aku tau semuanya Danicta!aku tau''jawab Rangga dengan mata berkaca kaca. 

Danicta masih memperhatikan wajah Rangga yang sedikit kusut penuh kegalauan dan kesedihan itu sama sepertinya. 

''Morgan,Morgan nggak pernah benar benar cinta sama kamu tapi dia,dia sengaja ngerebut kamu dari aku hanya untuk ngebuat Widha cemburu''lanjut Rangga tersendat sendat dan air matanya pun jatuh kembali. 

''APA? Jadi..''ucap Danicta syock,hatinya kian lebur sekarang. 

''Widha adalah cewek yang Morgan suka dari kelas satu dan sampai sekarang,mereka sempet pacaran tapi ditengah hubungan mereka,Widha pergi ninggallin Morgan buat cowok lain dan sekarang Morgan udah balik lagi sama Widha karena Widha udah Putus sama cowok yang sudah merebutnya dari Morgan''lanjut Rangga kembali dengan air mata yang menganak sungai dipipi chubbynya. 

Danicta semakin kuat terisak,ia kian larut didalam tangis penyesalan dan kekecewaannya. 

''kamu cuman dijadiin pelampiasan cinta sama Morgan dan kamu nggak sadar itu''kata Rangga lagi melanjutkan ucapan demi ucapan yang selama ini tersimpan didalam hatinya. 

Danicta kian menggenggam erat tangan Rangga yang ada digenggamana kedua tangannya itu. 

''dan kamu lebih memilih Morgan daripada aku! Kamu lebih memilih ninggallin aku yang sebenarnya benar benar tulus sayang dan cinta sama kamu,aku nggak pernah nyangka itu''lanjut Rangga kembali dengan nada penuh kekecewaan. 

''Maaffin aku''ucap Danicta terisak didalam tangisannya. 

''kamu tau kamu udah ngehancurrin perasaan aku Dan,kamu udah hancurrin cinta aku ke kamu,kamu udah ngehancurrin rasa sayang rasa dan kebahagiaan aku waktu sama sama kamu''kata Rangga lagi sambil mengusap air matanya dengan tangan kirinya. 

''tapi aku sadar,cinta nggak harus memiliki,karena cinta nggak selalu memihak sama kita,kadang cinta itu nggak seindah apa yang kita bayangin,cinta nggak selalu ngedamai-in perasaan dan jiwa,seperti sekarang semuanya berakhir dengan luka dan kesia siaan,aku sakit Dan mencintai kamu,sakit..cinta kamu cuman bisa bikin aku sakit''lanjut Rangga panjang lebar. 

''Maaffin aku,aku janji aku bakalan perbaikin semuanya,aku janji Ngga''ucap Danicta disela sela tangisannya.

''enggak! Semuanya udah berakhir dan diantara kita udah nggak ada apa apa lagi meskipun aku masih cinta dan sayang sama kamu tapi aku nggak mau terluka dan sakit untuk yang kedua kalinya,cukup sekali aja! Mulai sekarang kita jalani kehidupan kita masing masing,aku dengan kehidupan aku sendiri dan kamu,jalani kehidupan kamu juga sendiri,maaf aku nggak bisa kembali lagi sama kamu,maaf''lanjut Rangga bergetar kemudian melepas genggaman tangan Danicta dan pergi meninggalkan Danicta sendirian dibangku sudut Perpustakaan sekolah yang sunyi itu. 

''Ranggaaaaaaaaaaaaa''teriak Danicta penuh penyesallan. 







Pelajaran yang bisa dipetik : 

'Terkadang Cinta tak selalu indah,tak selalu berpihak kepada kita,Cinta terkadang tidak selalu mendamaikan jiwa namun terkadang cinta bisa menyakitkan dan membuat seseorang patah hati,Hargai dan jaga selalu orang yang mencintaimu,hargai dan sayangi orang yang menyayangimu yang selalu ada disisimu disaat kamu butuh,jangan hanya karena melihat yang lain berkilauan kamu larut didalamnya,cintai orang yang mencintaimu,sayangi dia,cintai dia jangan pernah meninggalkannya untuk cinta yang lain terlebih lagi yang belum pati karena suatu saat belum tentu kamu mendapatkan cinta seperti cinta yang sudah kamu tinggalkan itu,belum tentu juga ada kesempatan kedua yang kamu dapatkan dari orang yang sudah kamu tinggalkan,seperti Cerpen diatas,jika itu sudah terjadi maka yang ada hanyalah sebuah penyesalan dan penyesalan selalu datang diakhir bukan diawal. 

-Chua DaniCta Tantri- 




S.a.H