Mentari kembali di peraduan lalu
Lembayung senja di upuk timur merayu
Gelapnya malam menghantar alam nan sunyi
Semua tak peduli akan sebuah lara menghimpit nadi
Lembayung senja di upuk timur merayu
Gelapnya malam menghantar alam nan sunyi
Semua tak peduli akan sebuah lara menghimpit nadi
Hening membisu
Menusuk kalbu
Menyayat pilu lara sanubari
Kemana akan ku bawa lara hati
Luasnya samudra tak memberi tempat aku arungi
Kokohnya gunung menghijau engan untuk aku daki
Tata surya angkasa tiada dapat aku singgahi
Diam hanya diam.... sungguh lelah tersendiri
Menusuk kalbu
Menyayat pilu lara sanubari
Kemana akan ku bawa lara hati
Luasnya samudra tak memberi tempat aku arungi
Kokohnya gunung menghijau engan untuk aku daki
Tata surya angkasa tiada dapat aku singgahi
Diam hanya diam.... sungguh lelah tersendiri
Aku mengadu
Sebuah lentera membakar habis, mengapa ?
Biru lautan nan indah memberi sunami, mengapa ?
Gunung nan kokoh menghijau dengan perutnya menerjang, mengapa ?
Langit membiru gemerlap bintang sebuah badai datang, mengapa ?
Diam dalam diam....sungguh kemana cinta yang tulus
Sebuah lentera membakar habis, mengapa ?
Biru lautan nan indah memberi sunami, mengapa ?
Gunung nan kokoh menghijau dengan perutnya menerjang, mengapa ?
Langit membiru gemerlap bintang sebuah badai datang, mengapa ?
Diam dalam diam....sungguh kemana cinta yang tulus
Suatu tempat
Di atas sejadah terbentang
Aku tertunduk sujud
Siapa pemilik semua ini
Aku ingin singgah, mohon beri aku ruang
PENCIPTA SANG PENCIPTA pemilik cinta yang tulus
Persinggahan terakhir kubawa lara hati
Ya Allah...ya Robbi
Pemilik hidup dan matiku
Rindu aku dalam cinta kasihMu
Di atas sejadah terbentang
Aku tertunduk sujud
Siapa pemilik semua ini
Aku ingin singgah, mohon beri aku ruang
PENCIPTA SANG PENCIPTA pemilik cinta yang tulus
Persinggahan terakhir kubawa lara hati
Ya Allah...ya Robbi
Pemilik hidup dan matiku
Rindu aku dalam cinta kasihMu
-S.A.H-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar