Terngiang suara lembutnya embun pagi
Menyelimuti raga yang kian memanas
Sejenak Aku berpikir tentang masalah yang menimpaku
Yang terbuat dari batu yang sangat keras
Aku melihat ke luar jendela
Hanya melamun tak tentu arah
Aku menyadari apa yang menimpaku
Terasa berat di pundak
Semilir angin mulai menggenang bersama mentari pagi
Menyapa dedaunan yang sedari tadi membeku
Saling sapa...ya itulah yang mereka lakukan
Sembari menunggu sang sayap mendekat
Namun Aku terperanjat seketika
Mereka berbalik dan seolah sedang menatapku
Mereka penuh keheranan
Aku tidak mengerti mengapa
Seketika terlontar dari salah satu mereka
Pertanyaan yang tidak aku duga
"Hai, apa yang sedang mengganggu pikiranmu bocah ?"
"Mengapa kau sering murung ?"
Belum sempat aku menjawab, mereka bertanya lagi
"Aku daun, dan siapa yang telah menyakiti hatimu hingga membuatmu seperti ini ?"
Aku terpaku dan membisu
Hatiku tak ingin atau tak ada alasan untuk menjawab
Aku hanya melihat aktivitas mereka
Dan aku menjawab,
"Aku tidak tahu."
Seketika mereka terdiam
Dari segala aktivitas mereka
Angin tak lagi berhembus
Burung enggan berkicau
Dedaunan tak lagi bertanya
Aku terkesima dengan itu
Apakah Aku salah bicara ?
Setelah itu mereka kembali beraktivitas
Dengan beragam yang tidak kuketahui
Mereka secara bersama mengingatkanku
"Jangan putus asa nak. Kami akan selalu menemanimu. Pikirkanlah baik-baik."
Aku mengiyakan perkataan mereka
Aku pamit dan berbalik menuju
Lorong kehidupan yang gemilang
Baslan Syahputra
S.A.H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar