widgets

Minggu, 16 Februari 2014

Ketika Kau Tak Lagi Mau Bicara

kau tahu telah
tiada jernih pun satu dari
nafas nafasku
bukanlah sama seperti
air mata ibu
yang mengecup mimpi pada
bayi yang baru
mengosong rahimnya
usai sekian jerit lalu


sebagaimana selalu aku menyapa
raut pipimu yang santun bicara
tentang hati
yang menggenang air di matanya
dan aku menyanggup
menyeka tetestetes yang turun mewujud saputangan
sebelum bibirmu menyapanya pelan
lalu kenapa masih kau diam?

heningmu adalah tanyaku tiap malam hari
dan kujawab sendiri tiap satu purnama
maka bisa kau hitung sendiri
berapa tanya yang menumpuk
saat kau bungkam
pun aku menanti saja
kapan kau jawabkan untukku?
(ah, tanyaku bertambah lagi satu)

kupunguti kata kata
pula serpih khilaf milikku
yang tercecer didekat kakimu
sambil merunduk kepala
untukmu bisa injak kepalaku
pada tanah tanah
dan melepas nyawa yang
lebih lantang padamu
mengucap
maaf,

Note : ini hanya  puisi belaka. Tidak ada sangkut pautnya dengan orang lain dan tidak untuk seseorang. Jadi mohon jangan berpikiran negatif. Jangan kaitkan puisi ini dengan diri Anda.
Karena sudah pernah terjadi masalah dengan puisi yang saya posting.
Maaf, untuk sebuah nama yang saya posting dengan puisi saya. Saya hanya terinspirasi dengan nama Anda karena unik Sesungguhnya itu bukanlah untuk Anda. Itu hanya sebuah puisi saja. Karena itulah Anda salah paham dengan saya. Apalagi Anda bilang saya terobsesi memiliki Anda. ITU TIDAK BENAR. Saya tidak pernah terobsesi dengan siapapun. tujuan saya membuat blog ini adalah untuk mengekspresikan hati saya semata dan mengasah bakat saya dalam membuat puisi walaupun puisi saya kurang baik. Tidak untuk didedikasikan untuk orang lain. sungguh pemikiran yang keliru. Mungkin nama saya telah tercoreng dihadapan beberapa orang dan saya sudah dianggap sebagai maniak cinta, tapi tidak apa-apa. Biarlah itu berlalu. Yang penting saya telah menjelaskan kebenaran ini kepada Anda.
           Percaya atau tidak, kebenaranlah yang saya ungkapkan sekarang. Sekali lagi maaf atas pemakaian nama Anda. Dan satu hal lagi  :
"Janganlah keidealisan yang bersumber dari pemikiran  Anda sendiri menghalangi masuknya kebenaran itu. Untuk bisa memasukkan kebenaran itu di hati Anda, barengi dengan keidealisan orang lain yang notabene adalah orang yang lebih paham. Dengan begitu kebenaran akan terkuak dan tidak akan terjadi salah paham."
Terimakasih karena Anda sudah respect dengan blog saya. Percaya atau tidak, hanya hati Anda yang mengetahuinya. Itu adalah pilihan Anda. Maaf jika ada kata yang kurang menyenangkan. Semoga tidak ada permusuhan diantara kita. Saya menyetujui tawaran pertemanan Anda.
Terima kasih.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar